Kamis, 31 Desember 2015

Rekreasi ke Gunung Prau 2565mdpl


24-28 Desember 2015 yg lalu saya mengisi libur dengan rekreasi ke Gunung Prau. Gunung yang terletak di kabupaten Wonosobo, dataran tinggi Dieng ini memiliki ketinggian 2565 mdpl dengan titik awal pendakian di Patak Banteng. Akses untuk menuju kesana dari Bogor sangat mudah dan juga terjangkau biayanya. Hanya saja libur panjang menyebabkan terjadinya kemacetan yang luar biasa. Sebelumnya, normal perjalanan dari Bogor ke Wonosobo adalah 10-12 jam, kali ini saya membutuhkan waktu 21 jam...what a perfect traffic!!
Saya tiba di terminal Mendolo Wonosobo pukul 14.00. Perut yang sudah dangdutan menuntun langkah kaki saya menuju salah satu warung nasi didalam lingkungan terminal.
Papan penanda Pos III

Pos III Prau

Setiap kali saya ke Terminal Mendolo Wonosobo, saya selalu mampir di warung nasi ini. Posisinya persis disebelah kantor agen bus Sinar Jaya.
Setelah selesai makan dan istirahat, pukul 15.00 saya menyetop bus tiga perempat jurusan Dieng. 45 menit awal perjalanan relatif lancar, sehingga saya perkirakan 20 menit lagi pasti sampai di Patak Banteng...TAP PI...selepas daerah Tambi lalu lintas mendadak tersendat dan akhirnya macet total akibat ada perbaikan jalan sehingga diberlakukan sistem buka tutup satu arah. Alhasil saya baru tiba di basecamp Patak Banteng pukul 18.00.

Pos Perijinan Pendakian
Peta Jalur Pendakian

Basecamp Prau Patak Banteng petang itu
Seperti yang umum tersiar di sosmed, tentang selalu ramainya Gn.Prau, sore ini pun begitu adanya. Jadi saya pun harus sedikit "berjuang" untuk mendaftar dan mendapatkan Simaksi. 
Selesai mengurus Simaksi saya pun bergegas menuju mesjid terdekat untuk shalat. Kurang lebih pukul 18.30 saya memulai pendakian. Dua puluh menit kemudian saya tiba di Pos I Sikut Dewo. Di Pos I ini para pendaki di cek ulang kelengkapannya terutama Simaksi-nya. Saya memilih untuk terus melanjutkan perjalanan. Pukul 19.30 saya memutuskan untuk berhenti sejenak di pelataran sebuah warung untuk makan bekal nasi bungkus yang saya bawa dari Wonosobo. Sambil ditemani segelas teh manis hangat, saya pun menikmati makan malam dengan lauk telur balado dan tempe.

Pukul 20.00 dengan mengandalkan cahaya dari headlamp saya kembali melanjutkan perjalanan. Lima menit selepas tempat makan malam saya tiba di Pos II Canggal Walangan. Pos II ini merupakan bidang tanah datar yang cukup untuk membuat 6-8 tenda kapasitas 4 orang.
Saya juga tidak berhenti di Pos II ini. Terus berjalan akhirnya pukul 20.30 saya tiba di Pos III Cacingan. Lucu juga nama pos nya.
Lepas Pos III, jalur semakin curam dan terjal, saya mulai merasa lelah dan sebentar-sebentar berhenti. Konsekuensi mendaki di malam hari memang harus rela berbagi oksigen dengan tanaman dan pepohonan...impact-nya lebih mudah ngos-ngosan. Alhamdulillah, pukul 21.15 saya berhasil mencapai puncak Gn.Prau. 
Ada sensasi rasa yang berbeda kali ini, ramainya suasana di puncak membuat saya lebih merasa ada di pasar, hanya saja udaranya dingin. Feel gunung nya ga dapet. Beberapa tahun terakhir jumlah pengunjung Gn.Prau memang luar biasa membludak, berbanding lurus dg rusaknya ekosistem. Meski disisi lain membawa dampak positif bagi perekonomian warga pribumi lokal. Sebuah harga yang mahal tentunya.

Saya pun segera mencari lapak untuk mendirikan tenda dan beristirahat. Cuaca cerah sekali malam itu.

Enjoying a cup of coffee...maknyuus
Keesokan harinya, setelah puas menikmati sunrise dan sarapan, saya pun bergegas turun untuk melanjutkan perjalanan menuju Gn.Sindoro.
Antrian model gini saat turun atau naik Gunung Prau sudah menjadi hal yang lumrah

Sesaat sebelum turun ke basecamp

Pemandangan dataran Dieng dari Gunung Prau

----Tamat----


Akses : 
1. Bogor -Wonosobo Rp.115.000 bus Sinar Jaya Eksekutif dari Terminal Baranangsiang
2. Wonosobo terminal Mendolo - Dieng Patak Banteng Rp.20.000 bus 3/4.
3. Simaksi Rp.10.000/org