Senin, 18 Juli 2016

JELATANG

Teman-teman yang pernah mendaki Gn.Argopuro atau tempat lainnya dan pernah bertemu dengan daun ini tentu tidak akan mau berurusan apalagi sampai bersentuhan langsung. Ya, tanaman yang di kenal dengan nama lokal Jancukan (Jawa) atau daun fulus (Sunda) atau nama umumnya Jelatang ini memang sudah telanjur di cap sebagai "musuh" oleh pendaki mengingat efeknya terhadap kulit jika tersentuh.

Saya pun termasuk yang cari aman dari daun ini. Tapi sepertinya pemikiran seperti itu harus mulai dipertimbangkan untuk di ubah, SEBAB ternyata khasiatnya yang luar biasa, mampu menghilangkan pegal linu akibat aktivitas berat seperti mendaki kurang dari 15 menit. Suku-suku di pedalaman Papua sudah membuktikannya. Jelatang, atau yang populer dengan sebutan daun gatal adalah andalan dan rahasia mereka kuat berjalan jauh dan membawa beban berat.
Kenapa bisa begitu ya??!

Penjelasan ilmiahnya begini, ternyata daun penebar teror ini mempunyai kandungan kimiawi seperti Monoridine, Tryptophan, Histidine, Alkaloid, Flavonoid, Asam Formiat dan Authraguinones. Dari zat-zat tersebut yang menimbulkan efek panas dan gatal adalah Asam Formiat-nya. Meskipun menimbulkan panas dan gatal, tetapi juga sekaligus melebarkan pori-pori kulit sehingga aliran darah lebih lancar dan oksigen bersirkulasi dengan baik, makanya pegel linu cepat hilang. Cara pakainya juga sederhana, cukup menggosokkan bagian daun yang berduri ke bagian tubuh yang pegal (suku di Papua menggosokkan ke seluruh tubuh) lalu tahan panas gatalnya selama 10 menit, biarkan kulit menjadi bentol-bentol merah. Setelahnya pegal linu pun hilang tak berbekas...ajaib bukan?

Berani mencoba??