Selasa, 07 Maret 2017

Kenapa Jalanku Masih Sulit Setelah Hijrah??

by : me

Assalamualaikum,
Saya termasuk salah satu manusia paling beruntung di dunia ini. Bukan karena saya berlimpah materi...bukan juga karena saya ganteng (fitnah itu mah)...apalagi karena punya jabatan??..boro-boro.
.
Saya beruntung semata karena masih dikasih umur untuk hijrah. Ya, hanya itu alasan satu-satunya saya merasa beruntung.
.
Seperti hal nya kebanyakan orang yang "ngedadak" hijrah saat dihantam keterpurukan, terutama soal ekonomi. Di fase awal saya pun langsung gaspoll ngejar ibadah, mencoba memperbaiki hubungan saya dengan Allah. Cerita-cerita tentang kematian saya jadikan trigger supaya ga kendor. Nasihat dan kisah teladan saya lahap untuk memotivasi diri untuk bangkit.
.
Shalat wajib selalu di mesjid supaya bisa berjamaah, sedekah seadanya tapi terus menerus (modal senyum juga ibadah kan?)...di tambah amalan "doppingannya" mulai dr ODOJ subuh n Isya, tahajud, dhuha, hajat, taubat, dll. Pokoknya ga ada sela untuk membiarkan diri berkurang umur dengan percuma.
.
Hati terasa lapang, plong, ringan dan tiada keinginan lain selain ingin selalu dekat sama Allah. Ya maklum saja, job lagi ga tentu, pemasukan nol, jadi ibadah pun jelas jadi hal satu-satunya yang bisa saya lakukan.
.
Dan lagi-lagi seperti kebanyakan cerita tentang orang yang dalam kondisi down yang memilih hijrah dan ibadah sebagai solusi, saya pun mulai memperoleh "bonus" dari Allah dalam bentuk materi. Sedikit demi sedikit terbuka lagi jalan saya. Berdatangan lagi job-job yang saya rindukan, dari segala arah.
.
Saya mulai kesulitan menyortir dan membuat skala prioritas terhadap pekerjaan. Semua ingin saya ambil, semua saya kerjakan sebaik-baiknya seolah ini adalah kesempatan terakhir bagi saya. Jam tidur saya mundur larut, berakibat terlewat waktu tahajud. Pun begitu pasca shalat subuh saya lebih memilih tidur dan meninggalkan kebiasaan tilawah.
.
Seru memang berkutat dengan kesibukan kerja...selama beberapa waktu, secara finansial saya mulai membaik, bahkan dalam waktu yang relatif singkat setelah terpuruk sekian lama.
Saya pun tambah semangat bekerja, semakin terpacu mencari materi dengan cara yang halal. Hari hari berlalu cepat.
.
Hingga suatu ketika saya masuk ke dalam fase banyak gagal, job berantakan hingga rasa kecewa dan frustasi mulai mampir lagi dikepala. Ga ada ketenangan. Hati bertanya, apa yg salah? Shalat fardhu saya masih terjaga, ikhtiar pun dengan cara yang halal, lalu kenapa saya mengalami perasaan seperti ini??
.
Dalam perenungan saya, saya membuat coretan-coretan kecil tentang kebiasaan-kebiasaan yang rutin saya lakukan dahulu dalam fase proses awal hijrah. Di tambah saya terngiang nasihat bijak yang mengatakan : "Jika banyak masalah maka periksa bagaimana shalatmu? Sedekahmu? Ibadahmu? Amalanmu?
Hasilnya??
Ternyata banyak dopping amalan yang saya tinggalkan atau terabaikan...dari mulai tahajud, dhuha sampe tilawah terkesan hanya sesempatnya saja dengan alasan pekerjaan yang bertambah.
.
Entah gimana, saya pun akhirnya meyakini bahwa inilah penyebab saya masuk lagi ke fase banyak gagal dan tidak tenang. Saya terobsesi dan terbuai dengan "kesempatan kedua" yang Allah berikan. Menjadikannya semata kesempatan tanpa berpikir bahwa itu adalah ujian. Ujian kesungguhan niat hijrah saya.
.
Cetek banget nih iman, di kasih senang dikit bisa ninggalin amalan-amalan dopping. Benar yang fardhu ga tinggal, tapi bukan pembenaran juga yang sampingan jadi ditinggalkan. PADAHAL saya tidak pernah tau lewat amalan yang mana ikhtiar dunia saya dimudahkan Allah.
.
Dan, Alhamdulillah, sejak saat itu saya berusaha berazzam tidak akan meninggalkan amalan-amalan doppingan diluar yang fardhu, sesibuk apapun saya, se-cape apapun saya. Saya pun berjanji sama diri sendiri untuk menjalani hidup ini dengan kebiasaan-kebiasaan seperti saat dulu awal hijrah.
Karena saya tidak pernah tau dari amalan yang mana Allah mengijabah doa dan ikhtiar saya.
.
Sungguh mengejar dunia benar-benar menghanyutkan, membutakan dan mengeraskan hati. Maka berhati-hatilah teman. Jangan sampai mengalami fase gagal lagi pasca hijrah.
'Karena bertaubat hanya pantas bagi yang melakukan dosa karena ketidak tahuannya (lupa saya ini ayat di surat apa).
.
Wassalam