Selasa, 01 Agustus 2017

MANAJEMEN PUP...(ketika di Gunung)

by : me
.
Mungkin terdengar sedikit janggal saat judulnya dibaca. Ngapaih sih pup aja harus pake manajemen??
Bagi yg belum pernah naik gunung mungkin ga merasa penting atau yg jarang berkegiatan di alam bebas dimana ga ada toilet juga mungkin ga pernah terpikir pentingnya ilmu soal ini.
.
Tanpa harus sy jelaskan, semua jg tau pup itu salah satu kebutuhan yg nyaris setiap hari dilakukan manusia normal. Dalam keseharian yg normal tentu kita ga pusing, tinggal masuk toilet, beres. Tapi kalo di gunung, hutan atau alam bebas lainnya gmn?? Apalagi didaerah yg susah atau ga ada air?? Masa iya main buang sembarangan??
.
Pup memang perlu manajemen guys, ga sedikit masalah yg muncul gegara minimnya pengetahuan soal cara pup di alam bebas. Bukti nyata, yg terbaru, hilang atau jatuhnya seorang pendaki dr Jakarta saat pup ke jurang dg kedalaman lebih dr 100 meter di area "letter S" Rinjani 3 hari lalu.
.
.
Langsung aja ya, Manajemen Pup saya bagi ke dalam 3 point besar...,
.
Yg pertama,
A. Manajemen Alat
Alat2 yg dimaksud adalah, benda2 yg sebisa mungkin harus ada dalam list gear bawaan kamu.
1. Sekop kecil, golok kecil, fungsinya untuk menggali lubang tempat kita pup.
2. Tissue kering dan Tissue basah, fungsinya sebagai pengganti air u/ membersihkan.
3. Trekking Pole dan sarung / kain, fungsinya sebagai shelter penutup darurat jika kita kebelet di area yg relatif terbuka. Semacam toilet tent-lah fungsinya.

B. Manajemen Lokasi
Karena kebelet itu tidak memandang waktu, maka pilihlah area yg :
a. Sedikit jauh dr camp area
b. Bukan jalur yg umum di lalui manusia
c. Tidak di sumber air atau di sekitar sumber air, meski air berlimpah dan mengalir. Ingat, orang lain pun menggunakan air tersebut.
d. Terlindung tetapi semak perdunya tidak tinggi.
e. Ajak 1 kawan u/ ikut menjaga, antisipasi hal2 yg tdk diinginkan.
f. Tidak di tepi area miring dan terjal.

C. Manajemen Etika dan Cara
1. Buatlah lubang secukupnya u/ pup. Hal ini penting sbg manusia yg punya adab.
2. Buanglah tissue yg kita gunakan dilubang yg sama.
3. Tutuplah bekas pup kita dg tanah di sekitar.
4. Pastikan kita telah membersihkan dubur dg sempurna agar terhindar dr Fistula Ani. Blm tau Fistula Ani? Googling sana. Pendaki bisa tamat karirnya kalo udh kena Fistula Ani.
5. Pastikan lubang bekas kita pup sudah tertutup dg baik.
.
Dan sebaiknya tidak usah kita meminum tablet2 pereda diare macam Dia*pet, Entr*ostop dll dg dalih supaya ga sakit perut. Karena ga nyambung. Obat2 semacam itu justru membuat perut jadi tidak enak nantinya karena fungsi utamanya adalah memampatkan. Perut ga diare ngapain di obatin? Kontraindikasinya perut bisa kembung. Kalo perut kembung, nafsu makan menurun, dan di udara dingin, perut yg kosong akan memicu Hypothermia....alhasil jadi masalah baru lagi kan??
.
Kebelet dan pup itu anugrah koq, jd ga perlu ditahan2, tapi jangan juga dibuang sembarangan mentang2 alam bebas begitu luas. Jadilah pendaki dan petualang yg bermartabat dan tau adab, supaya lingkungan tetap bersih dan kita pun sehat.
.
Demikian semoga bermanfaat.