Senin, 23 Januari 2017

Manusia Kera versi Darwin adalah Monyet Jaman Sekarang

Bagi kamu yang suka berpikir njelimet atau berteka-teki, tentu banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang berputar di kepala tentang "kenapa ini bisa begini?" "Kenapa itu bisa begitu?" "Dari mana metode untuk validasi suatu hal itu berasal?"
.
Itu versi bentuk pertanyaan yang kalimatnya baku. Kalo simpelnya sih, seperti ini :
Contoh , soal emas aja :
- Dari mana orang jaman dulu tau bahwa dari sekian banyak unsur dan jenis logam, koq cuma emas yang memiliki nilai tukar dan berharga?? - Dari mana orang jaman dulu tau lokasi-lokasi yang mengandung emas berikut cara pengolahannya?? Atau,

Bagaimana orang jaman dulu membangun piramida dengan struktur ruang dalam yang rumit dan kompleks?? Bagaimana cara mengangkat dan menempatkan bongkah-bongkah batu yang beratnya lebih dari 3000kg per buah dengan sangat presisi??
----------------------------------

Dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan lainnya, saya yakin untuk itu.
.
Saya pun termasuk orang yang pernah pusing dan di pusingkan oleh pertanyaan-pertanyaan semacam itu. Hingga kurang lebih seminggu yang lalu secara "spontan" otak saya menemukan jawaban jitu yang tidak terbantah meski belum melalui pembuktian ilmiah.
.
Pertanyaan-pertanyaan di atas akan sangat memusingkan dan seolah diperlukan cara ilmiah untuk pembuktiannya. Ya, jika cara berpikir kita hanya dari sudut pandang sebagai manusia jaman sekarang yang mengenal android, ilmu kimia, mobil ferrari dan pesawat tipe air bus tentu kita akan menganggap orang-orang jaman dulu itu ga modern dan primitive, kasarnya kemana-mana aja naik kuda atau perahu dayung.
Akhirnya kita pun sepakat bahwa manusia sekarang hasil evolusi monyet sesuai teori Darwin.
.
Tapi....
Ada celah besar yang tertinggal untuk pertanyaan lainnya, fakta bahwa ada kehidupan sebelum monyet-monyet itu berevolusi tidak terbantahkan. Seperti Situs Gunung Padang yang umurnya sudah sangat-sangat tua, mungkinkah yang membangunnya monyet?? Kemanakah pemilik peradaban itu? Kenapa hanya peninggalannya yang tersisa?? Itu hanya salah satu contoh.
.
Kaum pemikir akan terus berusaha mencari jawaban dengan cara-caranya yang ilmiah.
Tapi saya sejak minggu lalu justru menemukan jawaban sekaligus pembuktian kebenaran kitab suci Al-Quran.
.
Ya, jawabannya ada di Al Quran, kitab yang tidak ada keraguan / kesalahan didalamnya. Banyak ayat dalam Quran yang bercerita sekaligus mengingatkan tentang kaum-kaum yang hidup sebelum manusia jaman sekarang. Kaum-kaum yang jauh lebih hebat, lebih besar dan lebih kuat dari kita sekarang ini.
.
Kaum-kaum yang di adzab dan di musnahkan oleh Allah swt karena kesombongan dan kedzolimannya. Mereka di anugerahi kecerdasan di atas kita, kemampuan super dan kemakmuran namun lupa dengan yang memberinya yaitu Allah swt.
Maka dari itu seperti Quran bilang "tidak sulit bagi Allah memusnahkan suatu kaum dan menggantinya dengan kaum yang baru jika kaum tersebut banyak berbuat kemunkaran.
.
Allah juga berfirman yang bunyinya kurang lebih "maka berjalanlah kamu di muka bumi dan lihatlah kesudahan kaum-kaum sebelum kamu yg kami musnahkan, padahal mereka lebih hebat dari kamu..." (QS.Fatir 44)
.
Dan Allah juga sengaja menyisakan sedikit dari peninggalan peradaban kaum-kaum yang di adzab itu untuk di jadikan pelajaran dan pengingat bagi kita di jaman sekarang.
.
So....dengan berpegang pada Quran, sebenarnya apa yang kita alami dan miliki sebagai manusia dijaman sekarang boleh jadi belum ada apa-apanya dibanding kehebatan kaum-kaum jaman dahulu yang telah di adzab Allah karena kesombongannya. Disebut "kaum" tentu karena mereka itu manusia. Manusia-manusia hebat di jamannya, dengan teknologi yang jauh lebih tinggi dari kita yang sekarang.
Banyak teori yang meragukan bahkan membantah teori Darwin bahwa Manusia berasal dr monyet / kera.
.
Tapi Al - Quran, kitab suci saya yang agung telah memberikan jawaban bagi saya untuk meng-counter teori Darwin, bahwa diperadaban dulu, dengan manusia-manusia yang sangat cerdas dan modern, bisa jadi monyet-monyetnya pun lebih cerdas dari monyet jaman sekarang, sehingga bisa membuat peralatan sederhana untuk berburu dll, bisa melukis di gua dll.
.
Karena manusia-manusianya sudah lenyap di adzab Allah maka yang tersisa hanya hewan-hewan termasuk monyet purba yang "cerdas" seperti Phitecanthropus. Itu sebabnya saya buat tulisan ini "Manusia Kera versi Darwin adalah Monyet di Jaman yang Sekarang".
Dan, kalo kita mau selamat jangan sombong, apa yang kita punya ini hanya ujian / cobaan... "Hadza min fadli robbik".

Note :
Iseng nulis di CL, Kesimpulan saya tentang Obrolan sore itu di Dapoer Bisma.
Ini hanya opini versi saya. Jangan ada yang baper ya.

Kamis, 12 Januari 2017

Review Tenda Tipe 4 Musim dan Ekspedisi

Nyaris semua tenda 4 season memiliki desain seperti di bawah ini. Dan yg bisa disebut berkualitas hampir semua merupakan produk import. Di gambar kedua adalah contoh tenda dari brand yang sudah sangat terkenal di dunia pendakian yaitu The North Face. Tenda TNF cukup mendominasi digunung-gunung negara 4 musim karena fitur2nya yg memang diciptakan untuk menghadapi cuaca ekstrim.
.
Statusnya yg import sudah jelas menyebabkan tingginya harga untuk pasaran di Indonesia, salah satunya faktor pajak masuk dan bea import.
.
Bicara soal tenda 4 musim, apakah relevan jika penggiat di tanah air ingin menggunakannya? Mengingat negara kita berada di wilayah tropis dan hanya mengenal 2 musim yaitu penghujan dan kemarau.
.
Menurut catatan admin, meski di Indonesia hanya terdapat 2 musim, tenda-tenda bertipe 4 musim sangat cocok dan tetap berfungsi maksimal penggunaannya. Acuannya adalah prinsip dasar dari desain tenda 4 musim yang di peruntukkan menghadapi cuaca ekstrim dan pendakian berdurasi panjang.
.
Seringkali admin melihat di lapangan, dibawah cuaca yg buruk seperti angin kencang, banyak tenda2 yg rusak bahkan roboh. Mengingat tenda adalah rumah untuk perlindungan, tentunya merupakan suatu kerugian besar jika rusak saat masa pendakian belum selesai yg imbasnya akan membahayakan nyawa si pendaki.
.
Nah, tenda pada gambar pertama (yg terdiri dari 4 gambar), bisa dijadikan solusi untuk menghadapi cuaca ekstrim di Indonesia dan juga negara 4 musim. Tenda keluaran dalam negeri sendiri ini cukup mengakomodir kebutuhan pendaki yg sering membangun tenda di ketinggian ekstrim dengan resiko angin super kencang dalam durasi panjang.
.
Material yg digunakan pun cukup berkualitas. Tenda jenis ekspedisi dengan nama seri Expedition merk Merapi Mountain ini tipenya standing free (bisa berdiri dan di geser dalam keadaan utuh). Struktur bangunnya Geodesic Dome mempertegas kekuatannya untuk menghadapi kerasnya angin dan hujan. Vestibule-nya sangat luas (nyaris 1 meter) akan memudahkan kita berkegiatan masak meski di bawah cuaca buruk. Untuk akses keluar masuk yg cepat, terdapat juga vestibule 1 pintu di sisi yg berseberangan.
.
Gap atau jarak antara inner dan layer luar (flysheet) juga jauh sehingga pendaki akan sangat nyaman bernafas dan terhindar dari uap nafasnya sendiri yg berbalik. Ruang dalam dari tenda ini hampir 2,5 meter panjangnya, dengan lebar 1,8 meter, sehingga dapat dipastikan pendaki dapat beristirahat dengan sangat nyaman.
.
Meski berdimensi besar, tenda ini di desain hanya untuk 3-4 orang saja. Dan jangan khawatir, hanya diperlukan 2 orang saja untuk membangun tenda ini. Jadi walau bobotnya mencapai 4,5kg, tenda ini bisa dijadikan pilihan untuk kamu2 yg membutuhkan tenda dengan kekuatan dan kenyamanan lebih saat melakukan pendakian atau ekspedisi berdurasi panjang dan di bawah cuaca ekstrim.
.
Soal harga, well, sangat terjangkau temans, masih di bawah idr 3 juta per unit nya.
.
Semoga review dari admin tentang tenda ekspedisi bisa bermanfaat bagi teman-teman yg sedang mencari tenda berkekuatan khusus ya.
.
Happy nice day...keep your safety guys.


Note : pict source by Google