Selasa, 16 September 2014

Hypothermia itu apa sih???




Kegiatan Alam bebas seperti hiking atau mendaki gunung semakin hari semakin di minati oleh masyarakat khususnya kaum muda. Nyaris tidak ada lagi gunung yang sepi atau istilahnya “bulan ideal” untuk mendaki sebab di musim cuaca kurang baik sekalipun gunung selalu ramai oleh para penikmatnya. 

Banyaknya peminat kegiatan alam bebas ini tidak di dukung oleh pengetahuan yang mumpuni dan cukup dari masing-masing penggiatnya tentang resiko dan cara penanganan jika terjadi kondisi darurat seperti cuaca buruk, sakit atau bahkan kecelakaan. Umumnya para nubie ini hanya mendaki dengan cara instant. Pakaian yang saltum (salah kostum), alas kaki yang bukan peruntukannya, jaket dan penghangat yang seadaanya hingga perbekalan yang didominasi 3-4 bungkus mie instant. Menyedihkan memang, tapi itulah realitas yang terjadi di dunia hiking dewasa ini. Akibat minimnya pengetahuan tentang alam bebas ini tentunya berbanding lurus dengan makin tingginya angka kecelakaan. (saya pernah membahas tentang fenomena maraknya kecelakaan alam bebas pada tulisan saya sebelumnya). 

Pada kesempatan ini saya ingin khusus mengupas tentang Hypothermia, mulai dari penyebab hingga cara penanganannya.

            A..   Apa sih Hypothermia itu???

Hypothermia itu artinya kurang lebih adalah suatu keadaan dimana metabolisme tubuh untuk pengaturan suhu, kesulitan mengatasi tekanan suhu dingin (tidak seimbang antara tekanan dalam tubuh dengan udara luar sehingga suhu tubuh turun). 

Definisi lain Hypothermia yang lebih singkat yaitu suhu bagian dalam tubuh di bawah 35 °C, Pada suhu ini, mekanisme kompensasi fisiologis tubuh gagal untuk menjaga panas tubuh. Toleransi tubuh manusia dalam menghadapi dan mengatur fluktuasi suhu, berkisar antara 36,5-37,5 °C. Di luar kisaran tersebut, respon tubuh untuk mengatur suhu adalah aktif menyeimbangkan produksi panas dan kehilangan panas dalam tubuh. 

Nah, produksi panas tubuh dalam menghadapi udara dingin hanya bisa stabil terjadi jika tubuh tercukupi asupan makanannya, mengingat makanan adalah sumber pembakaran untuk energi  termasuk panas tubuh.


      B.     Gimana sih Gejala Hypothermia itu???

Gejala Hypothermia ringan, suhu tubuh 34°C-36°C, antara lain : penderita berbicara melantur (sering di anggap kerasukan oleh orang-orang yang tidak mengerti gejala), kulit menjadi sedikit berwarna abu-abu (pucat), detak jantung melemah, tekanan darah menurun, dan terjadi kontraksi otot / menggigil hebat sebagai usaha tubuh untuk menghasilkan panas. Jika suhu tubuh terus menurun penderita akan mengalami amnesia dan susah bicara serta kecepatan tarikan napasnya meningkat.

Gejala Hypothermia medium, suhu tubuh 30°C – 34°C , antara lain : detak jantung dan desah nafasnya melemah hingga mencapai 4-5 kali tarikan nafas per menit. Lemahnya tarikan nafas berakibat rendahnya asupan oksigen untuk oksidasi tubuh yang berimbas pada lemahnya gerak reflex (Hyporeflex). Pada tahap medium ini penderita juga sudah tidak lagi memiliki respon terhadap rangsangan kecuali rangsangan dasar seperti rasa nyeri.

Gejala Hypothermia parah, suhu tubuh di bawah 30°C, yaitu:  tidak sadarkan diri (pingsan / koma), badan menjadi sangat kaku terutama ujung-ujung jari, pupil membesar, dan pernapasan sangat-sangat lambat hingga tidak terlihat apakah penderita bernapas atau tidak. Gejala lainnya yaitu tidak ada gerak reflex, terkadang tiada napas, dan yang terparah di tandai dengan terjadinya Paradoxal Sense Of Warm, yaitu penderita merasakan halusinasi panas yang luar biasa sehingga merasa gerah sedangkan suhu tubuhnya terus menurun. Puncaknya penderita akan melepaskan pakaiannya karena halusinasi kepanasan tersebut. Halusinasi ini terjadi karena kesadarannya terganggu sebagai akibat rendahnya oksigen yang masuk ke otak. Pada akhirnya suhu tubuh penderita terus turun drastis, mengantuk, tertidur dan mati.

Kematian pendaki dalam keadaan nyaris telanjang dalam sebuah pendakian merupakan ciri khas kematian yang diakibatkan oleh Hypothermia.


      C.     Terus gimana cara Penanganan Hypothermia???

Hypothermia ringan, penderita dibantu menghangatkan dirinya dengan panas tubuhnya sendiri yaitu dengan dilepaskan semua pakaian yang basah dan diganti dengan pakaian kering --- ini salah satu alasan saya selalu berganti pakaian jika hendak beristirahat dalam tenda, untuk menghindari pembalikkan suhu rendah terhadap tubuh selain untuk kenyamanan istirahat---, kemudian dibungkus dengan selimut thermal darurat (Emergency Thermal Blanket / ETB---bahan alumunium jika ada) dan dimasukkan ke dalam Sleeping Bag. Cara ini di sebut Penghangatan Pasif (Passive Rewarming).

Hypothermia medium, jika nampak gejalanya segera hangatkan korban dengan api unggun, ETB atau dengan air hangat yang di masukkan ke dalam botol atau hydration bag yang ditempelkan ke tubuh korban. Panas tubuh orang lain juga bisa digunakan dengan cara dibungkus bersama dalam ETB dan dimasukkan dalam Sleeping Bag, atau dengan cara orang lain yang normal dan sehat masuk ke dalam Sleeping Bag, namun sebelumnya membuka pakaiannya terlebih dahulu (jika perlu hanya menyisakan pakaian dalam), biarkan orang normal dan sehat tersebut di dalam sleeping bag selama 15-30 menit agar panas tubuhnya ter-transfer ke dalam Sleeping Bag, lalu keluar dan ganti penderita dimasukkan ke dalamnya. Sementara menunggu proses di atas bisa dilakukan penanganan dengan cara menempelkan kaki penderita ke bagian tubuh orang yang normal seperti bagian perutnya agar panas tubuhnya bisa ter-transfer. Cara ini disebut Penghangatan Aktif (Active Rewarming). 

Hypothermia parah, sebisa mungkin hangatkan tubuh korban dan segera mungkin mendapatkan penanganan medis. Jika terjadi henti jantung segera lakukan Resusitasi Jantung Paru (Cardio Pulmonary Resusitation / CPR) sesuai standar. (Mengenai CPR akan saya bahas pada tulisan terpisah).

Mungkin masih banyak cara dan identifikasi lain tentang Hypothermia, saya hanya berusaha berbagi apa yang saya ketahui dan sudah beberapa kali saya praktekkan. Sebenarnya cara terbaik dari mengatasi segala macam penyakit adalah dengan mencegahnya, karena mencegah tetap lebih baik dari mengobati. Cara-cara simple untuk mencegah Hypothermia adalah dengan menjaga perut kita tetap terisi makanan sehingga tubuh secara stabil dan kontinyu terus memproduksi panas tubuh untuk keseimbangan terhadap tekanan udara dingin. Pastikan kita selalu menyediakan cemilan-cemilan yang cepat diolah tubuh untuk menjadi panas seperti coklat, kurma atau makanan kecil lainnya yang rendah garam. Cara berikutnya dengan selalu berganti pakaian saat hendak beristirahat, jangan pernah memakai pakaian basah bekas berjalan untuk beristirahat untuk menghindari pembalikan suhu rendah terhadap tubuh. Cara berikutnya dengan saling mengawasi kondisi pendaki satu sama lain. 


***** Semoga Bermanfaat *****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar