Jumat, 26 Februari 2016

Nostalgia di Jalur Curug Nangka --- Salak II 2180mdpl

Plang Puncak Salak II yang saya pasang beberapa tahun lalu

Entah saya lagi kesambet atau gimana, tiba-tiba ngidam pengen naik ke Salak II via Curug Nangka. Pengen pake banget. Padahal intensitas hujan dan angin lagi tinggi-tingginya. Banyak hobiis gunung alias yg suka mendaki pada gantung keril di bulan Februari seperti ini. Sebelumnya saya sudah berusaha nyari partner untuk naik, tapi karena alasan cuaca, tak ada satupun yang menyambut ajakan saya mendaki Salak II.

Saya rasa sudah banyak teman-teman yang tau gimana beratnya mendaki gunung Salak, apalagi Salak II. Tapi, tanpa mengurangi rasa hormat saya pada kondisi alam, alasan saya tetap mendaki di musim seperti ini adalah cuaca di Salak II yang unpredictable . Hujan turun nyaris sepanjang tahun, sehingga bagi saya pribadi tak ada waktu dan kondisi yang ideal untuk mendaki Salak II.

Secara legal, Salak II hanya memiliki satu jalur pendakian, yaitu via Curug Nangka. Tapi kira-kira sejak tahun 2006-2007 jalur pendakian ke puncak Salak II sudah resmi di tutup sehingga secara aturan tidak ada lagi jalur pendakian untuk mencapai puncaknya. Kalaupun masih ada yang bisa naik ke puncaknya itu pasti pribumi setempat atau rombongan pendaki yang di guide pribumi. Secara hukum tetap saja ilegal, tetapi dengan pertimbangan kearifan lokal, maka asalkan di dampingi pribumi yang benar-benar menguasai dan mengenal jalur, petugas TNGHS pun memberi "ijin".
Ini merupakan "kunjungan" saya yang pertama ke Salak II sejak 2014. Baca Puncak Pribumi---Salak II 2180mdpl---Dahsyatnya Jalur Laba-Laba.

Day I Bogor
26 Februari 2016
Setelah mempersiapkan peralatan tempur, plus bendera GCI, Jumat malam,
, saya memacu si Jagur, tunggangan andalan yang setia menemani saya sepuluh tahun terakhir. Ternyata di hari yang sama beberapa teman dari Cileungsi --- sebelumnya kami pernah mendaki bareng ke Merbabu dan Merapi---juga akan mendaki. Jadilah saya yang sudah siap solo hiking bergabung dengan mereka. Solo hiking itu nikmat, tapi hiking bersama teman jauh lebih baik.
Pukul 23.00, saya tiba di meeting point yang di sepakati, dan setelah berbelanja logistik yang di perlukan, empat puluh lima menit kemudian kami pun meluncur ke arah Curug Nangka. Hujan gerimis menemani perjalanan. Setelah membayar retribusi di dua gerbang kami pun memarkirkan motor di sisi kanan atas area Curug Nangka, dekat dengan gerbang masuk Herman Lantang Camp, area perkemahan milik salah seorang legenda dunia pendakian Indonesia, Om Herman Lantang.

Day 2, 27 Februari 2016
01.15 am
Semakin malam hujan bertambah deras. Untuk malam ini kami memutuskan untuk tidur di teras panggung sebuah warung yang kosong. Rencananya kami akan mulai start naik pukul enam pagi. Saya pun segera mengambil posisi untuk bobo cantik...maklum, keterbatasan kondisi fisik. Saya biarkan saja teman-teman yang lain yang rata-rata usianya setengah umur saya, bercanda menghabiskan malam. Tidur yang tidak nyenyak, hampir setiap jam saya terbangun. Pukul 4.00, hujan turun lebih deras, hingga kami bangun dan bersiap pukul 6.30 masih juga belum reda.
Alhamdulillah, pukul 7.30 hujan reda berganti gerimis halus. Segera saja kami bergegas dan mulai mendaki. 

Jalur awal pendakian

Menerobos lebatnya vegetasi yang menutupi jalur

Pasca di tutup, hanya yang pernah naik ke Salak II yang tau dimana titik awal pendakian. Sehingga sangat tidak di sarankan pendaki yang belum mengenal jalur nekat naik tanpa berbekal kemampuan navigasi dan perbekalan pendukung lainnya. Saya anjurkan, minimal memakai jasa guide warga lokal atau orang yang sudah benar-benar mengenal jalur karena hingga Pos III dan IV banyak ditemui percabangan yang tidak semuanya akan bergabung menjadi satu jalur.
Awal naik, pendaki sudah harus berhadapan dengan trek dengan kemiringan 45°, harus pandai mengatur ritme jalan, sebaiknya pendaki melangkah perlahan saja. Setelah 15 menit, jika pendaki berada di jalur yang benar akan bertemu hutan bambu. Kita akan bertemu 3 hutan bambu sebelum mencapai Pos I. Akan di temui pula 3-4 shelter. Vegetasi sangat rimbun pun begitu dengan nyamuknya...banyak banget.

Kalo udah ketemu tanjakan akar ini berarti Pos I udah dekat

Pos I...ngambil air dari pipa aliran penduduk

30-45 menit kemudian akan ditemui pertigaan di puncak punggungan kecil. Untuk ke arah puncak harus mengambil arah kiri yang turun. Sebelum puncak punggungan kecil itu juga terdapat cabang di sebelah kiri jalur. Itu adalah jalur menuju / dari Pura.
Pos I dapat di capai setelah berjalan 75-90 menit. Salah satu tanda Pos I sudah dekat, pendaki akan bertemu tanjakan sangat curam nyaris vertikal, dimana untuk melewatinya pendaki harus sedikit memanjat. Di Pos I ini terdapat sumber air dari aliran pipa penduduk. Disini tidak ideal untuk membuat camp karena bidangnya miring dan penuh akar. Di sebelah kanan Pos I adalah jurang cukup dalam dengan ketinggian kurang lebih 30 meter.

Pemandangan dari Pos III, akhirnya bisa melihat ke bawah tanpa terhalang pepohonan

Menuju Pos II di perlukan waktu 30-45 menit. Tidak ada penanda di Pos II sehingga pendaki sering tidak menyadari. 20-30 menit sebelum Pos III, terdapat jalur tikus ke arah kanan, itu adalah jalur menuju / dari Gunung Malang, jalur yang berbahaya dan sangat jarang di lintasi. Jalur tikus itu tidak terlihat jika dari arah menuju puncak. Pos III sendiri merupakan bidang sempit sedikit miring yang hanya cukup untuk satu tenda. Dari sini pemandangan ke arah kota sangat indah jika cuaca cerah. Pos III juga merupakan titik pertama dimana mata kita bisa melihat dengan leluasa ke arah bawah tanpa terhalang pepohonan.

Otw Pos V...makin berat jalurnya
Nikmati saja "siksaannya"...hehe

Break makan siang di Pos V

Masih di area Pos V, hujan sering turun di area ini

Plang penunjuk arah yang pernah saya pasang, masih menempel dengan baik

Tiga puluh menit selanjutnya pendaki akan bertemu dengan jalur yang "menyiksa" sebelum tiba di Pos IV. Pos IV ini cukup untuk membangun 3-4 tenda, di sini vegetasi sangat rapat dan lembab meski di siang hari. Lepas Pos IV menuju Pos V jalur masih "menyiksa", bahkan lebih berat.
Pukul 12.40 kami tiba di Pos V. Meski agak luas, Pos V ini hanya bisa untuk membangun 2 tenda saja. Pos ini juga sering di sebut Pos VI. Kami rehat untuk mengisi perut. Cuaca sangat khas Salak kembali kami temui yaitu kabut tebal dan gerimis. Dingin mulai menusuk padahal masih tengah hari. Dari Pos V, saya, Adot, Fahrul dan Dani bergerak lebih dulu menuju puncak untuk membuka camp. Jika sejak basecamp hingga Pos V jalur sudah sangat "menyiksa", maka jalur dari Pos V menuju puncak adalah puncak dari "penyiksaan". Dua hingga tiga jam terakhir tidak akan ada bonus yang di temui. Pendaki harus bersiap untuk selalu  mempertemukan lutut dengan dada dan dagu...bisa di bayangkan kan? Salah satu yang membuat Salak II termasuk gunung dengan jalur terberat adalah sudah mendekati puncak pun treknya masih tanah dan licin. Pacet dan kawan-kawannya harus sudah kita "akrabi" sejak awal.
Saya ga akan bahas berat jalurnya saat menjelang puncak seperti apa, biar teman-teman yang belum pernah mencobanya sendiri...hehe *ketawa jahat*.

Jembatan Ampela...salah satu titik berbahaya di jalur Salak II

Alhamdulillah setelah melewati jembatan "Ampela" alias Ambles Pasti Lewat, 15 menit kemudian kami berhasil tiba di puncak lagi dengan selamat. Puncak Pribumi Salak II 2180 mdpl. Plang puncak yang pernah saya pasang beberapa tahun lalu juga masih menempel di tempatnya. Cuaca relatif cerah untuk ukuran Salak II. Hanya berkabut tebal saja.
Kami melewati malam dengan sedikit gerimis, itupun hanya sebentar. Istirahat kami sangat maksimal. 

Camp kami di Puncak Salak II

Camp kami dengan flysheet beberapa lapis untuk antisipasi badai di puncak

Kecilnya puncak Salak II, hanya cukup maksimal 5 tenda

Day 3, 28 Februari 2016
Pukul 5 saya bangun untuk shalat subuh. Selesai shalat saya memasak air dan menyeduh kopi. Pukul 6, teman-teman yang lain pun bangun. Langsung ambil posisi masak...hehe. Seperti biasa, cuaca pagi ini pun seperti yang sudah-sudah, mendung berkabut, daaan...di luar perkiraan, turunlah hujan yang sangat deras. Hujan yang tak berhenti hingga siang. Akhirnya dengan memperhitungkan waktu untuk turun, kami terpaksa bongkar tenda dan packing di bawah guyuran hujan, sebab target kami selambat-lambatnya pukul 12.00 kami sudah harus mulai turun.

Tepat pukul 11.30 kami mulai turun. Melintasi jalur yang basah oleh hujan bukanlah soal mudah, mengingat ekstrimnya jalur Salak II. Beberapa dari kami harus rela alat dan pakaian rusak. Adot sepatunya jebol, Fahrul celananya compang camping robek dan akhirnya harus di gunting hingga pangkal paha karena sering tersangkut dahan dan duri. Angkas yang kakinya cidera karena berulang kali jatuh. Yang lainnya "cidera standar", kulit tergores-gores onak dan dahan serta sedikit memar-memar karena sering terperosok jatuh. Kami turun relatif cepat, pukul 15.00 kami sudah tiba di Pos I. Disini kami beristirahat agak lama sambil membersihkan kaki dan tangan dari pacet yang sudah gemuk-gemuk.

Dan Pacet pun berpesta dengan darah kami...

Pukul 16.15 kami akhirnya tiba di basecamp Curug Nangka. Alhamdulillah, semua selamat dan sehat. Salak II memang keren lah, pendek tapi nendang...selalu nendang. Saya ga pernah bosan kesini, selalu ada hal baru yang saya pelajari di setiap pendakiannya. Ga salah kalau Salak II menjadi gunung dengan jalur tersulit dan terberat kedua di pulau Jawa setelah Raung. Raung adalah gunung tersulit jika jalurnya di ukur selepas Pos VIII-nya menuju puncak. Di Salak II, sedari mulai naik sampai puncak jalurnya sudah berat dan sulit. Untuk teman-teman yang ingin belajar mengenal tumbuhan dan tanaman untuk survival disinilah tempatnya. Hutan Salak sangat heterogen. Yang ingin menguji mental dan ketahanan fisik, Salak II juga bisa jadi referensi. Disini juga cocok untuk berlatih kekompakan tim dalam menghadapi tantangan alam dan cuaca.
Tapi, bagi pendaki yang cuma ngejar selfie dan alay yang cuma mau nyampah, ini bukan tempat yang cocok.

Demikian sekilas cerita nostalgia  saya ke Salak II via Curug Nangka. Mohon maaf jika ada kata-kata yang tidak sesuai dan menyinggung pihak lain.

Note :
Untuk teman-teman yang perlu info lebih detail atau berminat mencoba mendaki Salak II dan memerlukan pemandu bisa menghubungi saya di :
1. Pin BB 745565CE
2. WA only 08111181225
3. Email : cliff.klie@gmail.com
Terima kasih...Salam Lestari


Sarapan harus kami lakukan berdesakan dalam tenda karena hujan deras

Masih suasana awal jalur pendakian

Rimbun dan rapatnya vegetasi disepanjang jalur pendakian

Jalur selepas Pos I

Kotoran hewan di jalur pendakian. Banyak kotoran serupa yang kami temui
.
Tempat yang ideal untuk Pacet dan kawan-kawan

Hutan bambu yang kedua dari tiga hutan bambu yang kami lewati

Shelter bayangan pertama , cukup untuk 2 tenda

Hutan bambu yang pertama, 15 menit dari basecamp

Ga ada foot print yang bisa di jadikan petunjuk

Jalur yang tidak jelas mengharuskan pendaki untuk sangat berhati-hati

Camping Ground Curug Nangka

Warung tempat kami bermalam sebelum mendaki

Fasilitas mushala di camp ground Curug Nangka, kurang terawat

Fasilitas toilet

Area sekitar camp ground

25 komentar:

  1. Coba Lur Ke Salaknya Lewat jalur AJISAKA yang dikelola SILIWANGI Adventure.
    rute utamanya sama menuju salak 2 tapi sebelum salak 2 lewat puncak Fajar kencana dulu.
    .
    semoga minat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Insya Allah bang kalo ada waktu senggang dan pas nanti sy silaturrahim. Terima kasih.

      Hapus
    2. Insya Allah bang kalo ada waktu senggang dan pas nanti sy silaturrahim. Terima kasih.

      Hapus
  2. Untuk perijinan sekarang bagaimana ya?, saya terakhir via curug nangka tahun 90 mas

    BalasHapus
  3. Hi Cliff, saya Chris, salam kenal. Saya ada rencana untuk kembali "naik" ke puncak 2 bersama kawan2 saya (setelah entah berapa puluh tahun 😁). Sehubungan dgn usia yang sudah "tidak terlalu muda" dan lama nya kita absen dari gunung (manapun), kami sepakat untuk memakai jasa pemandu lokal. Mohon infonya soal pemandu lokal yg available dan ekonomis untuk kami pakai jasanya. Sebelumnya terima kasih.

    SalamπŸ™

    Christian

    BalasHapus
  4. Jalur ke salak 2 ini yang melewati kalimati bukan mas? Yang setelah kali kita jumpai ladang pohon pisang luas. .

    BalasHapus
  5. Pipa tempat ngambil air bukan pos 3 ya mas? Kata senior pos 3

    BalasHapus
  6. ini yang jalur tengkorak bukan ya mas, saya dulu sering naik lewat curug nangka tahun 96, jalurnya ampun ampunan, 3 x naik malam hari ga pernah sampe puncak, pos 2-3 aja, ada aja halangannya, kawan sakit ketemu yang aneh2 disana, jalurnya banyak trapnya alias jebakan juga, infonya dah ga boleh naik lagi lewat jalur itu, kangen naik gunung lagi jadinya, terakhir ke curugnangka thn 99-2001 sekedar nongkrong aja berdua kawan, langganan di warung mang kosim :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Klo kht ftonya bner itu om jlur tengkorak yg dtandai dg pohon pinus yg dgmbari tengkorak.

      Hapus
  7. Kpn bang naik salak lagi...?
    kabarin lah via email awan.andriawan95@gmail.com

    BalasHapus
  8. Info cantact person basecamp aji saka salak 2 dong...

    BalasHapus
  9. boleh, kalo ada barengan nya ni

    BalasHapus
  10. Hehheehee...Alhamdulillah Allah udah kasih kesempatan saya sampai dipuncak salak 2 thn 93. Berbahagialah mereka yg sdh sampai dipuncaknya. Ada istilah dikalangan pendaki kalo belum ke puncak salak 2 katanya belum naek gunung. Aih keren ahπŸ˜ƒπŸ˜…πŸ˜†

    BalasHapus
    Balasan
    1. Heheheee.. saya malah udh sampe di puncak salak 2 thn 1988.. skrg umur udh mau gocap, dengkul udh ga kuat buat jln jauh2..heheheee

      Hapus
  11. Untuk perijinannya sekarang bagaimana ya? Terakhir naik tahun 90

    BalasHapus
  12. Kemaren naek aji saka turun curug cinangka sempet pusing tuh di trek tpi sekarang via curug cinangka ada pita sama plang shelter

    BalasHapus
  13. Setelah pos 1 klo gak salah dlu ada kubangan cinta(kubangan berbentuk cinta). Masih ada gak ya smp sekarang?

    Trus jalur sblm puncak dlu ada jalur yg semacam mnyeberangi pohon yg tumbang. Itu msh ada gak ya? Hnya brfikir saja klo itu sdh mmbusuk trs lewat mana ya?

    BalasHapus
  14. Memang rute salak2 sangat berat.gw pernah muncak lama banget thn 93.tg cerita unik yg gw alami saat itu digaudekan(dipandu)oleh seekor anjing liar yg tiba²ada saat mulai start mendaki.anjing tsb selalu berjalan didepan gw dan tmn².sampai muncak disalak2.dan pas turunpun anjing liar tsb tetap selalu berjalan didepan.seakan akan memang sebagai gaude rombongan gw.pas turun hujan gede turun sampai² hrs berpacut dgn derasnya air hujan yg mengenangin rute pendakian tsb.begitu sampai dgn selamat dibasecamp anjing liar tsb hilang begitu saja dari pandangan.wassalam...

    BalasHapus
  15. Pendakian selalu menarik dan menantang, ingin juga saya mencoba salak 2

    BalasHapus
  16. Waaww gak berubah sama sekali dari thn 92

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener gak byk berubah dan dari setiap cerita hmpir sama pasti kehujanan. Belum pernah dengar cerita mndaki salak 2 lolos dari hujan. Saya ke sana awal tahun 1997.

      Pengen ke sana lagi belum kesampean dan minim sekali info jalur terbaru yg legal tentunya

      Hapus
  17. Saya tahun 93 ke sini, dan cukup sekali saja..ewekewekewek

    BalasHapus