Jumat, 27 November 2015

GCI Trip: EKSPEDISI Gunung Buthak 2868 mdpl

Tim GCI di puncak Buthak 2868 mdpl (10/1/16)

Setelah perjalanan selama 18 jam dengan kereta api akhirnya tim kami tiba di Malang pukul 08.00. Kunjungan saya yang kesekian kalinya di kota apel. Untuk meluruskan badan yang pegal akibat perjalanan, kami beristirahat sejenak di taman kota yang terletak di sebelah barat stasiun sambil menikmati sarapan nasi pecel yang di bawa Yudex, seorang kawan yang saya kenal waktu mendaki Semeru. (Baca blog saya yang berjudul "Catatan Kecil dari 3676 mdpl").
Sambil sarapan, kami berbagi tugas, ada yang ke pasar untuk menambah stok logistik dan ada yang mengurus transportasi. Urusan nego biaya transport ini lumayan alot, karena supir meminta lebih mahal dari budget yang saya alokasikan. Sebenarnya bisa di maklumi juga kenapa mereka minta lebih mahal, karena setiap weekend jalanan menuju arah Batu bisa di pastikan macet luar biasa.
Akhirnya kami bersepakat tentang harga dan segera kami muat dan bagi keril-keril jumbo kami ke dalam dua mobil.
Sesuai rencana, di hari pertama ini kami akan menuju Batu, tepatnya desa Toyomerto untuk mendaki Gunung Panderman dan Buthak.
Saya menumpang di mobil pertama bersama Iyan, Yudex, Afri, Irfan dan Aep. Sementara Aya, Zafran, Nur, Gugum dan Wawan di mobil yang kedua. Sepanjang perjalanan, supir bercerita tentang gunung-gunung di sekitaran Malang. Saya menyimak saja dengan datar sampai ketika si supir menunjuk ke satu arah dan bilang bahwa itu adalah jalur pendakian Gunung Welirang via Cangar, seketika saya terkesiap dan antusias. Jarak antara basecamp Panderman / Buthak dengan Welirang via Cangar ternyata hanya satu jam saja dengan durasi tempuh "hanya" 6-7 jam. Demi mengetahui hal itu saya mulai terpikir untuk mengubah rencana. Bukan apa-apa, sewaktu mendaki Welirang dan Arjuno (baca blog saya yang berjudul "(Bukan)...Akhir Sebuah Perjalanan" saya memang belum berhasil mencapai puncaknya. Saat itu pendakian saya kandas 45 menit menjelang puncak karena kondisi yang tidak mendukung dan kesalahan manajemen waktu.
Jadi begitu saya mendengar Welirang ternyata dekat, terbersit keinginan untuk "membayar hutang muncak".

Persiapan sebelum mendaki di beranda Mesjid Desa Toyomerto (9/1/16)
Peta Pendakian, banyak banget percabangannya

Foto keluarga dulu di depan Pos Perijinan (9/1/16)
Saat saya coba tawarkan pada teman-teman yang lain pun mereka setuju. Jadi rencana kami pun berubah menjadi Buthak - Welirang - Penanggungan.
Pukul 12.30 kami tiba di pelataran parkir pendakian. Kami break hingga jam 13.30 untuk mempersiapkan diri sebelum mendaki. Setelah selesai mengurus ijin pendakian dan bekal untuk makan siang, tepat pukul 14.00 kami mulai bergerak menuju gunung Buthak. Cuaca panas berawan mengiringi langkah kami. Jalanan desa yang ber-paving menjadi jalur awal pendakian kami. Tidak jauh dari basecamp terdapat percabangan, ke kanan adalah jalur menuju Coban (air terjun) Rondo, lurus adalah menuju gunung Buthak.
Sebenarnya, jalur pendakian Panderman (2045 mdpl) dan Buthak (2868 mdpl) meski banyak percabangan adalah sama hingga 20 menit awal. Pun begitu dengan pos perijinannya, satu simaksi bisa untuk naik 2 gunung.
Untuk menuju ke Buthak memang agak membingungkan karena minim penunjuk jalur. Sehingga lebih baik pendaki banyak bertanya pada penduduk lokal yang di temui di jalur awal selain berpatokan pada peta yang terdapat di pos perijinan.

Break makan siang dulu coy...lapar (9/1/16)
Saya, Gugum dan Aep berjalan di depan. Sesekali kami break untuk menunggu rekan di belakang agar tidak tertinggal terlalu jauh. Setelah satu jam menyusuri jalur yang landai, saya memutuskan tim untuk break makan siang. Mendung yang menggelayut membuat cuaca menjadi sejuk. Beberapa pendaki  turun melewati saat kami sedang beristirahat. Menurut keterangan mereka, Pos I masih 1 jam lagi dari posisi kami. Sedangkan menurut penjaga pos perijinan, pendakian untuk mencapai puncak Buthak memerlukan waktu 7-9 jam.
Setelah cukup beristirahat, pukul 16.00 kami melanjutkan pendakian. Jalur masih relatif datar sehingga belum terlalu terasa mendakinya. Pukul 16.40 kami tiba di Pos I. Pos ini berupa tanah lapang yang cukup untuk 5-6 tenda dengan sumber mata air berupa pipa aliran yang sedikit berlubang di sebelah kanan jalur. Pos ini dan juga pos-pos selanjutnya tidak memiliki nama. Disini terdapat percabangan, untuk menuju puncak Buthak pendaki mengambil jalur yang rimbun di sebelah kanan. Kami tidak break di Pos I, berjalan terus dengan ritme tetap. Jalur masih saja sangat landai dan rimbun serta datar hingga kami tiba di Pos II sepuluh menit kemudian.

Vegetasi Buthak pasca kebakaran (10/1/16)
Pos II ini juga sama seperti Pos I, sebuah tanah lapang yang cukup untuk 7-8 tenda. Vegetasi disini cenderung tertutup dan lembab sehingga kurang ideal untuk membangun tenda. Kami break 5 menit disini. Persis di ujung Pos II jalur yang akan kami lalui selanjutnya berubah drastis, menanjak tajam. Mulai dari sinilah pendakian sesungguhnya di mulai. Jalur kecil, tanah licin curam yang segera berubah menjadi jalur air jika turun hujan harus kami lewati. Dan ternyata jalur model ini tidak berakhir dalam 10-15 menit melainkan terus hingga kami tiba di bidang tanah datar berikutnya yang merupakan Pos III 2020 mdpl pukul 17.50. Jadi jalur antara Pos II dan Pos III merupakan sebuah tanjakan panjang yang sangat menguras tenaga, beruntung saat kami melintasi tidak turun hujan.
Gerimis mulai turun, dan saya putuskan tim kami untuk break dan camp disini. Air hujan yang turun kami tampung untuk menambah stok air yang kami miliki. Sebelum tidur, saya minta teman-teman mempersiapkan keperluan untuk summit attack pukul 03.00 dinihari nanti. Selesai masak dan makan malam, kurang lebih pukul 22.30 kami pun tidur.

Menu makan malam, campur-campur aja lah...(9/1/16)

Its time for dinner guys (9/1/16)
Pukul 02.30 saya bangunkan semua anggota tim dan setelah bersiap dan berdoa, pukul 03.30 kami pun mulai berjalan menuju arah puncak Buthak. Saya menargetkan pukul 06.30 tim kami tiba minimal di alun-alun. Lima belas menit lepas camp, kami tiba di Pos IV dan 1 jam kemudian tiba di Pos V. Jalur menuju Pos V vegetasinya cukup rapat tetapi masih landai. Kami sempat bertemu dengan beberapa tenda pendaki yang mungkin kelelahan di jalan. Pukul 04.50 setelah melewati beberapa pohon tumbang, disebuah tempat yang cukup terbuka tim kami break untuk shalat subuh dan mengisi perut.
Pukul 05.20, semburat warna jingga mulai nampak, menandakan sunrise segera muncul. Tapi sayang awan mendung ikut bersamanya sehingga cuaca tidak terlalu bagus dan terang. 40 menit berikutnya kami menyusuri jalur menanjak yang cukup licin dan curam di selingi pohon-pohon tumbang yang melintang di jalur. Pukul 06.00 kami tiba di puncak punggungan dan terus berjalan hingga tiba di Pos VI 15 menit kemudian. Ada 3 tenda yang berdiri di Pos VI saat kami lewat. Setelah berfoto-foto sejenak, kami melanjutkan perjalanan menuju alun-alun. 

Jalur selepas Pos V (10/1/16)

Tinggi pohon di antara gersang pasca kebakaran (10/1/16)

Sunrise di puncak punggungan menjelang Sabana (10/1/16)

Alun-alun alias Sabana Gunung Buthak (10/1/16)
Lima menit menjelang puncak Buthak (10/1/16)
Jalur dari Pos VI menuju alun-alun kembali landai dengan sesekali sedikit menanjak. Akhirnya tepat pukul 07.05 kami berhasil tiba di alun-alun Buthak. Suasana pagi itu sepi meski ada cukup banyak tenda yang berdiri.

Sabana Buthak pagi itu (10/1/16)
Tim kami break 30 menit di alun-alun untuk mengisi air dan mengisi perut. Dan pukul 07.30 kami mulai berjalan menuju puncak Buthak yang terletak di sebelah kanan pipa sumber mata air. Setelah berjuang melewati satu tanjakan yang panjang dan curam, tepat pukul 08.15 tim kami berhasil tiba di Puncak Basundara Gunung Buthak 2868 mdpl. 

Yes we are on top!!!...(10/1/16)

Di sebelah timur nampak puncak Arjuno dan Welirang dan jajaran pegunungan Hyang. Sayang awan tebal menghalangi puncak Mahameru.
Alhamdulillah seluruh anggota tim trip GCI berhasil muncak dan sehat. Pendakian gunung Buthak ini benar-benar di luar prediksi saya, baik dari segi jarak tempuh dan kesulitan medannya. Beruntung kerja sama tim kami cukup solid hingga kami bisa kembali turun dengan selamat dan tidak mengalami kendala berarti.

Turun dari puncak, tidak semudah mendakinya ternyata (10/1/16)
**********The End************
Sedikit catatan saya, Buthak ini cenderung masih asri dan bersih dari sampah jika di banding gunung-gunung pada umumnya sekarang ini. Sumber airnya pun (di alun-alun) begitu berlimpah. Secara kontur jalur, karakter dan kerapatan vegetasi nyaris sama dengan Argopuro. Sehingga pendaki harus bisa mengatur ritme jalan sebab banyaknya bagian jalur yang landai bisa membuat bosan pendaki dan terburu-buru dalam melangkah.
Sampai jumpa di GCI Trip selanjutnya ya.
___________________________________

# Rundown :
- St. Malang - BC Buthak / Panderman 1-2 jam
- BC - Pos I 1,5 jam
- Pos I - Pos II 10-15 menit
- Pos II - Pos III 45-60 menit.
- Pos III - Pos IV 15 menit
- Pos IV - Pos V 45-60 menit
- Pos V - Pos VI 45-60 menit
- Pos VI - Alun2 30-45 menit
- Alun2 - Puncak 30-45 menit.
*Total durasi pendakian :
6 jam 10 menit s/d 7 jam 30 menit


#The Actor :


Gugum

Irfan

Nur

Aep

Iyan

Afri

Aya

Zafran


Wawan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar