Maraknya jasa trip organizer kegiatan outdoor bbrp waktu belakangan, khususnya mendaki gunung, menunjukkan bahwa kegiatan outdoor benar-benar telah menjadi lifestyle di kalangan masyarakat kelas menengah atas. Belum kekinian kalau belum pernah naik gunung.
Bak jamur di musim hujan, pertumbuhan peminat kegiatan mendaki semakin tinggi dengan semakin seringnya di selenggarakan event-event outdoor festival, dimana para distributor dan penjual peralatan saling memperkenalkan produk andalannya dengan harga sangat terjangkau. Di iming-iming potongan harga dan bonus ini itu, kehadiran even-even tersebut tak ubahnya magnet bagi penggiatnya.
Lalu setelah masing-masing individu memiliki alat, tentu langkah selanjutnya adalah segera mengujinya dengan terjun ke alam bebas. Setiap individu mempunyai pilihan cara yang berbeda. Ada yang memilih bertualang bersama rekan-rekan dekatnya yang se-hobi, ada yang mencari rekan via sosmed dan ada pula yang mencari penyedia jasa trip organizer (TO).
Khusus bagi pencari penyedia jasa trip yang sudah berpengalaman, biasanya mereka melihat konten apa saja yang di perolehnya jika memilih TO tertentu. Di sesuaikan dengan budget-nya. Siapa TO nya dan sudah seberapa berpengalaman.
Itu bagi yang sudah terbiasa.
Persoalan lalu muncul saat begitu banyaknya nubie-nubie yang masih awam yang haus pemuasan petualangan. Bertemu dengan TO-TO oportunis, yang bekerja kilat demi mengejar momen, meng-klaim diri profesional, safety tapi kenyataannya sangat jauh dari harapan.
Pada titik inilah TS merasa prihatin. Sebagai praktisi trip, TS melihat tingkat keberanian para TO oportunis ini sudah menjurus ke arah nekat dan bisa membahayakan klien. Hanya berbekal "merasa" kenal dengan kondisi suatu gunung, kemampuan fisik yang oke serta peralatan "yang di rasa" cukup, mereka berani meng-klaim diri profesional dan safety.
Bagi yang nubie atau awam mungkin tidak akan berpikir panjang untuk menjatuhkan pilihan siapa TO yang akan di pakainya, selama itu murah. Ya, murah adalah alasan utama nubie atau awam menjatuhkan pillihan. Tidak ada yang salah memang dengan yang murah selama segala sesuatu berjalan sesuai rencana. Tapi menjadi sangat salah dan berbahaya jika terjadi hal-hal di luar kontrol manusia.
Contoh saja, bagaimana bisa TO meng-klaim diri profesional dan safety jika margin yang dia ambil hanya 100-200rb per klien dengan jumlah klien 5-6 orang sekali jalan?? Bayangkan, TO hanya mengantongi margin kotor 1-1,2jt untuk durasi kerja rata-rata 2-3 hari, per hari 9-12 jam. 400-600rb/hari !!
Nominal itu harus di potong kebutuhan transport TO, membawa peralatan tim, logistik, menyewa porter DAN MENANGGUNG KESELAMATAN KLIEN!
Lalu berapa hasil bersih TO??
Apakah TO-TO oportunis seperti itu pernah berpikir kemungkinan terburuk yang bisa terjadi saat kegiatan berlangsung?! Dan apakah klien juga berpikir sampai sejauh itu, kenapa keselamatan dirinya ternyata di hargai sangat murah.
Teman, secara logika saja, saat TO di bayar oleh klien untuk menjadi guide, tugas real-nya lebih dari sekedar guide. TO harus bisa menjadi guard (penjaga), rescuer, manajer dan profesional. Ini satu persoalan untuk di pikirkan, margin kotor 1-1,2jt apa cukup untuk menyewa tim rescue jika terjadi kecelakaan saat kegiatan? Tolong renungkan. Bahkan mungkin untuk mengganti beban tenaga dan pikiran TO saja belum cukup. Itu baru satu hal saja, biaya sewa tim rescue, belum yang lainnya.
Setiap TO harus lebih berhati-hati dalam membuat klaim profesional dan safety. Ada konsekuensi dan tanggung jawab besar di balik slogan itu. Jangan karena alasan kebutuhan kita mengabaikannya. Jangan karena mengejar momen kita menepikan hak klien. Trip yang sehat itu sangat memperhatikan kelanjutan hubungan antara klien dengan TO-nya.
Tahukah alasan kenapa tidak ada satu pun perusahaan asuransi mau terlibat di kegiatan outdoor seperti mendaki?? Karena mereka tahu begitu besar resiko yang harus di tanggung jika terjadi klaim atas kecelakaan.
Sekelas perusahaan saja tidak ambil resiko, jadi sebaiknya TO banyak melakukan kajian untuk menekan kemungkinan terjadi hal yang tidak di inginkan dan langkah-langkah preventif-nya.
Sebagai penyedia jasa, TO harus benar-benar memahami bahwa satu-satunya hal yang dia jual adalah SAFETY KLIEN, bukan hal lain. Keindahan alam, proses trip dan lokasi tujuan adalah pelengkap saja. Dengan pemahaman yang baik, dengan sendirinya, mau tidak mau, TO akan membekali diri dengan kemampuan manajerial yang mumpuni.
Dengan begitu banyaknya tugas dan kewajiban TO, maka sangat tidak mungkin bekerja secara perorangan, karena yang di sebut TO adalah suatu tim / badan yang memiliki struktur kerja yang jelas dan mengutamakan hak-hak klien.
Di sisi lain, Klien pun harus cerdas, pandai-pandai memilah dan memilih, jangan sampai tertipu atau tidak terjaga keselamatannya hanya karena tergiur harga murah. Perlu di ingat setinggi apapun gunung yang di tuju, sejauh apapun lokasi yang di buru, kalian tetap harus kembali pulang ke rumah dengan selamat.
Akan terus bermunculan TO-TO baru, berbanding lurus dengan bertumbuhnya jumlah para penggiat kegiatan outdoor. Persaingan selalu terjadi, lumrah saja. TS harapkan jagalah safety klien tidak hanya sampai di slogan saja. Mari kita sama-sama menjaga iklim outdoor di Indonesia tetap baik dan sehat agar hubungan antara TO dan klien terjalin secara berkelanjutan.
Regards,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar